Burung terbang

Rabu, 30 Desember 2009

Janji Dekanat di Malam Minggu

Akreditasi Program studi Teknik Informatika turun, dekanat angkat bicara. Janji – janji ditebarkan , harapan dan ancaman mahasiswa pun jadi jaminannya.

Sabtu malam (7/11) pukul 19.00 WIB ratusan mahasiswa teknik informatika baik reguler maupun kelas karyawan berbondong-bondong datang ke aula UMB dengan membawa spanduk bertuliskan “Kembalikan Akreditas Kami / tutup.” Kedatangan mereka dimaksudkan untuk memenuhi undangan Dekanat perihal turunnya Akreditasi TI. Selain mahasiswa aktif turut hadir pula para alumni yang meramaikan suasana.
Diskusi yang berdurasi dua jam ini dimoderatori oleh Bambang Jokonowo selaku wakil dekan. Awalnya suasana begitu dingin dan senyap, Namun ketika Mustafa Arnanto (Baca:Dekan TI) membacakan sebab-sebab penurunan akreditasi suasana berubah menjadi panas dan moderatorpun membuka ruang bertanya bagi mahasiswa untuk menetralisir suasana.
Panji Pratomo mahasiswa TI ’06 Reguler menjadi mahasiswa pertama yang mengajukan pertanyaan, ia mempertanyakan tentang kesungguhan para pejabat dekanat dalam menjalankan tugasnya. Selain itu ia menegaskan bahwa pernyataan yang tertulis dalam spanduk itu memang ditujukan untuk para dekanat yang seharusnya bertanggung jawab atas masalah ini. Panjipun menyinggung tentang keberadaan dekan yang begitu jarang hadir dikampus, ia menganalogikan “fasilkom ini adalah kereta bapak adalah masinisnya, bagaimana kereta ini mau jalan kalo keretanya sering ditinggal oleh masinisnya,” ujar Panji. Mananggapi pertanyaan tersebut dekan menyinggung tentang organisasi tertinggi mahasiswa,”lalu bagaimana dengan organisasi kalian?” ujar Dekan. Ia mengatakan tidak perlu mempersoalkan tentang keberadaan seseorang, tapi seharusnya mahasiswa fokus ikut membantu dalam memperbaiki keadaan.
Setelah Panji, Tri Sulistio mahasiswa TI ’07 reguler mempertanyakan mengenai rencana jangka pendek yang akan dilakukan oleh kampus, hal ini Di jawab oleh dekan dengan wacana – wacana yang telah tersusun diantaranya akan adanya penambahan dosen tetap dalam waktu dekat ini, pelaksanaan riset dosen akan melibatkan mahasiswa dan akan dilakukan pengabdian masyarakat baik berupa jurnal maupun seminar.
Pernyataan tersebut didukung oleh Devi Fitriah selaku dosen tetap yang sementara waktu menggantikan Abdusy syarif sebagai kepala Program Bidang Studi. Ia mengumumkan hasil rapat dengan pihak rektorat, pada tahun pertama terhitung september 2009 akan ada penambahan empat orang dosen tetap dan akan berlanjut pada tahun berikutnya enam dosen dan tahun ketiga lima dosen tetap jadi selama tiga tahun total 15 dosen tetap sebagai langkah perbaikan. Keputusan ini mengacu pada salah satu faktor penurunan akreditasi yaitu rasio dosen dengan mahasiswa tidak seimbang, seharusnya rasio 1:30 (Baca: satu dosen mengajar 30 mahasiswa). Pada kenyataannya di UMB enam dosen tetap harus mengayomi 1800 mahasiswa.
Hal ini ditanggapi oleh salah satu alumni TI yang hadir, ia menyayangkan sikap kampus yang baru menambah jumlah dosen setelah ada penurunan akreditasi, sejak tahun 1999 jumlah dosen di TI tidak pernah ada penambahan, “apabila itikad baik itu ada, setidaknya dari tahun 1999 satu tahun ada satu dosen baru.” Keluhnya.
Setiyono mahasiswa TI PKK angkatan 11 angkat bicara. Menurutnya ini sebagai unsur bisnis yang dilakukan oleh pihak kampus, ia menganggap pihak kampus terlalu memaksakan jumlah mahasiswa yang masuk tanpa mempertimbangankan kemampuan kampus itu sendiri, ”Kalo Bapak tidak mampu menyediakan banyak dosen ,kenapa bapak berani menerima banyak mahasiswa, kalo mau bisnis , bisnislah yang bersih.” Ujarnya dengan tatapan menghakimi. Ia pun menambahkan , bahwa mereka masuk TI UMB karena akreditasi TI ‘B’ , dengan ada penurunan ini maka ia mempertanyakan kompensaasi yang akan di berikan oleh kampus, terlebih bagi mahasiswa yang sebentar lagi akan lulus. Menanggapi hal itu dekan menjawab bahwa hal itu diluar kewenangannya, “ kita berbenturan dengan marketing.” Jelasnya.
Agung wiseso TI ’06 Reguler menekan kampus untuk menambah jumlah dosen secara signifikan bila kampus memang benar – benar beritikad baik dalam menanggapi hal ini, namun hal ini di mentahkan oleh Bambang Jokonowo selaku wadek, ia mengaku bahwa ia yang bertanggung jawab sebagai tim perekrut dosen baru, ia menjelaskan bahwa begitu sulitnya mencari dosen tetap dijakarta, selain harus mencari dosen yang memiliki kriteria yang sesuai dengan standarisasi yang di terapkan UMB, “kita pun harus saingan dengan kampus lain yang juga membutuhkan penambahan dosen.” Tukasnya.
Mahasiswa pun menerima janji pihak dekanat tentang penambahan dosen, dan pada tahun kedua nanti yaitu tahun 2011 jumlah dosen akan bertambah samapi 15 orang, dan pihak kampus pun akan mengajukan banding apabila dirasa telah mampu dan terjadi kenaikan signifikan dalam perbaikan fasilitas. Mahasiswa pun akan mengadakan pemantauan terhadap tindakan kampus, dan mereka pun meminta pihak kampus memberikan laporan perkembangan itu per tiga bulan. *Dimas

 
Edited Design by Ali Nardi | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes