Burung terbang

Jumat, 16 Oktober 2009

Mencukil Cerdas dalam OSKAS

Metoda pembangunan karakter dengan nilai luihur memang agak susah didapat di sembarangan tempat. Selain harus ditempat yang kondusif, ternyata prasarana serta motivator pun harus berkualitas. ESQ 165 yang digawangi Ary Ginanjar diundang untuk menularkan ilmu dan kecerdasannya pada mahasiswa baru UMB. Sepadankah dengan hasil yang diharapkan?

Seperti namanya, Emotional Spiritual Quetion atau biasa disingkat ESQ merupakan pelatihan peningkatan kecerdasan emosi sekaligus kecerdasan spiritual seseorang. Metode ESQ ini diperkenalkan oleh Ary Ginanjar Agustian lewat lembaga bernama The ESQ Way 165. Tujuannya adalah membangun karakter masyarakat berdasarkan tujuh nilai luhur. Nilai-nilai itu berupa jujur, disiplin, tanggung jawab, visioner, kerja sama, dan adil serta peduli.
Untuk kedua kalinya, ESQ 165 kembali memberikan wejangan ‘jalan lurus’nya kepada mahasiswa baru (maba) Mercu Buana. Tidak seperti Dunia Kampus (DK) tahun lalu, tahun ini ESQ punya space khusus dalam penyambutan kali ini dengan nama Orientasi Studi Kampus dan Spiritual (OSKAS). Rencana awalnya, ESQ akan diberikan kepada maba dalam tiga tahapan. Tahap 1 bagi Fikom dan FTSP tanggal 24-25 Agustus, tahap 2 untuk FE dan FTI tanggal 27-28 Agustus, dan tahap 3 untuk FPsi dan Fasilkom tanggal 30-31 Agustus. Sekitar 2 bulan sebelumnya, pihak rektorat telah merancang OSKAS. Mulai dari penanganan tempat untuk sekitar 2000 mahasiswa, konsep acara, kepanitiaan dan seterusnya. Untuk ESQ sendiri bertempat di Aula Rektorat mulai dari pukul 08.00 s.d. pukul 17.00.
Namun, rancangan rektorat ini harus dihadapkan pada student government yang tiba-tiba mengamuk. Ketika itu, briefing maba tanggal 20 Agustus Rektor UMB, Suharyadi bersama segenap kelembagaan UMB menyepakati untuk merubah konsep OSKAS. ESQ pun akhirnya dilaksanakan pada tanggal 23-28 Agustus secara berturut-turut dalam 3 tahap fakultas yang sama seperti sebelumnya.
Seperti disinggung sebelumnya bahwa ESQ kali ini punya space khusus, Hadri Mulya selaku Kepala Kemahasiswaan beralasan DK sekarang berbenturan dengan Ramadhan. Maba dan para panitia tentu akan merasa lelah dan capek jika banyak beraktivitas seperti DK yang biasa. “Alangkah baiknya jika Ramadhan ini diisi dengan ESQ”, kata Hadri.
Rendy Pangalila, salah seorang trainer mengatakan bahwa ESQ ini diperlukan bagi para pemuda. Supaya pemuda khususnya mahasiswa benar-benar dapat memegang nilai-nilai kehidupan. Mereka juga bisa menyadari untuk apa mereka kuliah. “Nantinya kan mereka yang memimpin dan mengelola bangsa ini.” tutur Rendy.
Sejatinya, ESQ tidaklah benar-benar untuk kalangan Islam. Ary Ginanjar membuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin melatih kecerdasan emosi dan spiritualnya. Hanya saja Ary menggunakan konsep dan metode yang bersumber dari ajaran Islam. Nama ESQ 165 diambil dari inti dasar Islam, yaitu ikhsan, rukun iman, dan rukun Islam. Metode ini tidak serta merta membuat penganut agama lain merasa terdoktrin, karena metode yang diberikan berupa pengembangan dari inti dasar tersebut. Dimana lembaga ini telah diterima di empat dari lima benua. Mulai dari Singapura sampai Jepang, Belanda, Amerika, Australia hingga New Zealand.
Agung Setiawan, Maba Broadcast 2009 mengakui ESQ ini adalah kegiatan yang bagus. Isinya berupa perenungan yang menyinggung tentang diri kita dan Pencipta. “Di dalam semuanya pada nangis.” ungkap Agung.
Tapi ada juga yang merasakan hal yang berbeda. Putri Fitriani, Maba FTSP 2009 berpendapat acara ini terlalu lama, sehingga membosankan. Ia pun tidak hadir pada hari kedua. “Sebenarnya nggak ngebetein, kita diajak ketawa, nangis, ketawa lagi, nangis lagi. Jadinya basi.” celotehnya.
Tentunya, ESQ ini tidaklah murah. Tarif biasanya ialah 650 ribu rupiah per orang selama tiga sampai empat hari. Rendy menjelaskan mengapa mahal, dikarenakan fasilitas yang digunakan tidak sederhana. Terlihat ada empat layar berukuran besar, juga sound system yang lengkap. “Bukannya kita tidak ikhlas, fasilitasnya aja setaraf konser supaya suaranya lebih punya power. Ini juga kan untuk investasi lembaga.” jelasnya.
Namun dengan sedikit tawar menawar antara rektorat dengan ESQ 165, tarifnya menjadi 170 ribu rupiah per orang. Jumlah maba yang mencapai 2.810 orang menjadi bargaining kampus yang tinggi. Hadri menuturkan, harga yang 170 ribu itu ditanggung sepenuhnya oleh kampus dengan anggaran universitas. *Rizki

 
Edited Design by Ali Nardi | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes